Selasa, 08 Juni 2010

5. SHADOWS

Bel istirahat berteriak keras sejak tadi. Saatnya moving class. Aku rapikan semua buku-buku matematikaku dan segala alat tulis. bersiap menuju kelas Biologi, kelas kesukaanku.
"Yuk, langsung ke ruang 2F.." ajak Reine Hana Fadila, sahabat terbaikku. Rei agak tomboy, emm.. tapi ngga juga deh kadang-kadang feminine juga. pinter dan semangat banget. haha leader deh pokoknya.. kalo di Power Ranger, dia adalah Ranger Merahnya.. haha..
Aku, Naya, dan Liana menyusul di belakangnya. berjalan menuju ruang 2F.
"Mizaaaaaa!!!" teriak seseorang.
aku menoleh secepatnya. soalnya suara itu gak asing buat aku.
"Yehh.. pinjem buku catetan matematika dong, zaaa.." ujarnya.
ya ya ya.. Kiara Rizanti atau Kiara yahh aku manggilnya sih ara.. menurutku sih gadis paling cantik diantara kita berlima.. haha.. pasti kalo dia sadar aku bilang kayak gini langsung senyum-senyum gak jelas deh.. hehe.. dan yahh.. kalo Miza Olivia, Naya Fatiha, Kiara Rizanti, Reine Hana Fadila, dan Erliana Primadhanti gabung, berarti SHADOWS lagi bersatu.. hohoho.. loh??
"Gak usah, zaa.. jangan di pinjemin.." ujar Rei mencoba meledek Ara.
"Ih apa sih loe, Rei?? sirik aja.." ujar Ara.
"Apa deh??" Liana menyahut. haha.. Liana atau harus aku panggil Lia ini adalah sahabat aku yg paling ribet. kalo udah gitu, berasa lumutan deh nungguinnya. waktu Rei lagi ngadain acara ulang tahunnya di Clover Red Cafe, aku, Naya, Ara, dan Lia kan janjian biar datengnya bareng. trus ngumpul di rumahnya Ara, secara yg paling deket dengan tempat acaranya ya rumahnya Ara doang. trus sampe di rumah Ara, kita kan ngecek penampilang dan Lia adalah orang terlamaaaaaa buat dandan. ya ampuuuunn.. aku yg gak mau pake-pake ribet-ribet berasa karatan deh nungguinnya.. hehe
"Udah udah.. nih raa.." aku sambil ngeluarin buku catetanku.
Ara merebutnya dengan cepat, "Wee.." ledek Ara kepada Rei.
haha Ara dan Rei sebenernya asoulmate banget. cuma begitulah cara mereka mengungkapkan kalo mereka gak bisa kehilangan.. haha maklum.. Ara sama Rei kan baru tahun ini pisah kelas.. jadi yaa gitu deh. tapi pada dasarnya kita semuanya saling membutuhkan kok.. karena kita sahabat, jadi memaklumi kelebihan dan kekurangan masing-masing sahabatnya..
Kita udah sampe di kelas. seperti biasa aku duduk sama Naya, si kerudung yg pinter kimia juga temen curhat aku.. haha.. trus Rei sama Lia.. Sayang Ara beda kelas..
"Hei hei Ayo kita cerita lagi.." ajak Rei.

Jumat, 28 Mei 2010

4. Putri Hujan

hmm.. udah ah balik ke kenyataan yg ada aja. nyatanya aku hanya sekedar teman, sahabat dan mantan pacarnya aja kok. lagi pula aku senang Galih sudah menemukan penggantiku. yaa.. gadis cantik yg satu sekolah dengannya, Maira Nabilla Rhidy. ya ya ya.. congratulation deh buat mereka. tapi kenapa Galih gak pernah cerita ke aku?? biar bagaimanapun, aku kan tetep sahabatnya..
"Miza.." panggil Naya, sahabat terbaik aku, chairmate aku dan yaa.. segalanya deh!!
Aku tersentak dari lamunanku yg gak jelas banget karena pda intinya aku cuma ngedumel karena udah 4 bulan ini aku lost contact sama Galih.
"Kenapa Nay?"
"Di panggil bu Nita tuh.."
"Kenapa Miza??" tanya bu Nita, guru bahasa Indonesia.
Aku benar-benar terperanjat, "Haaa? tidak, bu.."
Naya mendekat. mencoba berbisik kepadaku, "Tadi bu Nita nanya, loe udah siap bacain puisi belum???"
"Puisi????" tanyaku spontan.
"Ayo Miza, bacakan puisimu di depan sekarang.." ujar bu Nita.
Waduuuuhh??? mimpi apa aku semalem??? aku ambil buku tulisku yg berada di atas meja. lalu aku mulai melangkah ke depan kelas. Apa yg harus aku baca???? jantungku tak berhenti berdetak dengan cepat dan keras. bahkan akupun merasakan jari-jariku gemetar. aku berhenti di depan kelas. yaa.. di depan kelas.
'apa yg harus aku baca???' pikirku sambil melihat buku tulisku yg hanya berisi judul puisiku. yaa.. aku akui sejak tadi aku hanya terdiam dengan pertanyaan apa dan mengapa??? sehingga tugas membuat puisiku terbengkalai.
Aku menarik napas panjang. mencoba melihat kedalam hatiku sendiri.
"Kisah Antara Aku.. Matahari.. dan Hujan.." aku mulai dengan judul puisiku yg memang telah ku tulis di buku.
kelas mulai riuh mendengar judul puisiku. haha apakah ada yg aneh?? aku sempat ingin mundur saja dari tempat ini. berlari keluar kelas dan mencoba teriak sekuat-kuatnya di kamar mandi. tapi aku tetap diam di tempat karena kakiku enggan untuk bergerak saking paniknya.
"Mengapa kini aku bersembunyi di balik awan?" aku mencoba mengatakan apa yg berada di pikiranku, karena tak ada yg bisa ku baca di buku tulisku, "Matahariku telah pergi… Untuk apa aku terus menunggunya?! Hanya untuk menunjukkan kesetiaanku sajakah? Itu takkan ada gunanya lagi!!"
kelas kembali diam. seakan menyimak apa yg aku katakan. aku merunduk sejenak.
"Lalu mengapa aku bersembunyi dari hujan? Matahariku sudah tak peduli… Lalu untuk apa aku terus mengingat kenangan antara kau dan matahariku?! Untuk apa?!?"
ku tatap seisi kelas yg terdiam.
"Sejenak aku terdiam di tepi hati… Menatap bintang yang menyapaku hangat dengan senyuman lembutnya…" ujarku tiba-tiba saat tak sengaja ku menatap mata Affan, "Perlahan aku tau bahwa itu aku lakukan sekedar untuk mengisi lembar catatan kehidupanku… Yang mungkin akan selalu ada dan tersimpan abadi dalam hatiku…"
Aku masih menatap matanya. nyaman memang. namun aku tiba-tiba tersentak saat riuh tepuk tangan mengisi kelas.
"Puisi yg bagus sekali, Miza.." puji bu Nita.
Aku tersipu. lalu kembali ke kursiku.
"Cieee putri hujan.." teriak teman-temanku.
ihhh.. apa sih. ya ya ya.. aku baru ingat.. sejak itulah aku di panggil Putri Hujan di sekolah..

Kamis, 20 Mei 2010

3 "Miza's Diary"

Dear diary..

Satu hal yang aku tak pernah bisa lupakan dari memoriku..
Sesuatu yang selama ini aku jaga namun tak mungkin ku miliki lagi..
Galih Haffi Madisi..
yaa.. dia..
Yaaa Tuhan.. Aku gak bisa menghapus senyumannya dari benakku!!
Apa yang harus aku lakukan?
Apakah aku gila?
Apakah aku jatuh cinta?
Izinkan aku untuk dapat melihat lagi senyuman itu..
Aku sadar dia bukan milikku lagi..
Namun aku tak bisa menghapus bayangnya..
Aku akan menunggu..
Menunggu Matahariku.. menunggu Galih..
Meskipun aku tau, dia tak akan menyadarinya..
Meskipun aku sadar, dia takkan jadi milikku lagi..

by: Miza Olivia

2 "Remember"

"Wah.. sial banget gue hari ini!!" aku teriak di tengah hujan lebat.
Aku berteduh di sebuah ruko. Yaa.. setidaknya gak terlalu basah nantinya ketika pulang. aduh tapi beneran deh kok rasanya hari ini aku sial banget!! pagi-pagi sekolah gak ada yg anterin. trus tiba-tiba pulang sekolah ada rapat ekskul. selesai rapat, pengennya langsung nyampe rumah malah hujan-hujanan.
"Hei! loe dari kelas C kan?" tanya seseorang yang baru saja sampai di sebelahku untuk berteduh.
"Mmm.. iya.."
"Kenalin.. gue Galih dari kelas A.."
"Galih?"
Tiba-tiba pikiranku menerawang. rasanya aku sangat familiar dengan nama ini.
-----------------------------------------------------------------------------------
Sekolah Senior Jakarta School di pagi hari itu memang sangguh menyenangkan. tenang. membuatku nyaman untuk menghirup udara yang masih basah karena hujan.
"Mizaaaaa!!!" teriak seseorang yg membuatku langsung menoleh.
Dia adalah Anngita. teman sekelasku yang cantik, pintar dan agak cerewet. haha.
"Kenapa nggi?"
Tanpa sepatah katapun ia memegang pergelangan tangan kiriku lalu menariknya mengikuti langkah kakinya, "Hei hei! loe mau ngajak gue kemana??"
"Temenin gue nyari Galih.."
"Haa? Galih?"
Aku di ajak anggita mengitari sekolah. huah! capek.. tiba-tiba anggita berhenti di depan lapangan sepak bola. ia melepaskan genggamannya yang kuat itu.
'loh loh loh??? kok aku di tinggal??' ya sudah akhirnya aku pergi mungkin orang yang di carinya sudah ketemu..
-----------------------------------------------------------------------------------
"Kenal Anggita?" tanyaku.
Ia mengangguk, "Kenal. loe temen sekelasnya kan?"
"Hoo.. jadi lo yg namanya Galih.. haha.."
"Kenapa?"
"Gak apa-apa.. kok.." ujarku.
Kami mulai mengobrol. bertukar informasi tentang sekolah. hujan yang turun ku rasa sangat menarik hari ini. yaa.. sangat mengobati rasa gondokku hari ini. namun tak lama hujan mulai berhenti. Aku dan Galih mulai memisahkan diri. Aku segera berjalan menuju rumah. langkah demi langkah kemudian sampailah aku di rumahku yang sederhana namun sangat nyaman.

"Oh iya.. itu saat pertama kalinya aku mengenalya.. Galih Haffi Madisi.." ujarku yang terdam di depan kaca jendela dan menatap hujan yang turun dengan perlahan.

1 "Call"

Aku Miza Olivia. Aku biasa di panggil teman-temanku dengan panggilan Miza. Aku hanya seorang gadis sederhana bahkan cenderung biasa. Tapi inilah aku!! Gak akan ada yang bisa mengubah aku kecuali aku sendiri dan perubahan itu memang baik untukku.

rrrrrrrrrrrrr...

Aku mengambil handphoneku yang berdering di sebelah monitor komputerku.
"hoo.. Fitri.. kenapa fit??"
"Zaa.. curhat.."
saatnya mendengarkan curhat-curhat. "Oke, Fit.." Seperti biasanya Fitri curhat soal mantan kekasihnya, Andre. Hahaha.. aku aja bingung. Aku kan gak kenal siapa Andre.. bahkan Fitri pun belum pernah aku temui sebelumnya. Tapi nanti pasti akan ku temui di kampus idaman di Kota Hujan.. Selama ini aku mengenal Fitri melalui situs jejaring sosial Facebook gara-gara aku satu kampus nantinya sama dia yaa cuma beda fakultas aja!
Aku harap teman-temanku nanti di kampus baik-baik.. amiiinn..
Oia kembali ke curhatan Fitri, dia sayang banget sama Andre dan aku rasa Andre pun demikian. Tapi mereka memutuskan untuk pisah. Hmm.. trus suatu saat Andre bilang Fitri itu cuma temen aja. Fitri ngerasa dia jadi gak dianggap. Padahal selama ini dia ngerasa kalo Andre tuh ngasih perhatian lebih lagi ke dia. Yaa dengan smsan lagi, nanya keadaan, 'udah makan belum?', gitu deh pokoknya..
Karena Andre bilang Fitri cuma temennya, jadi Fitri ngerasa selama ini Andre cuma ngasih harapan kosong..
"Buat apa Zaa kalo gitu dia perhatian sama gue?! Jadi selama ini dia cuma ngasih harapan kosong doang buat gue?! Sakit Zaa.. sakit banget rasanya.."
"Iyaa Fit.. Gue tau gimana rasanya kok.. karena gue juga mengalami hal yang sama.."
'ups!! ngapain gue bilang gitu?'
"Ohya Za?? sama siapa? Mantan loe juga? siapa Za?"
"Hee.. iyaa.. sebut aja.. Matahari.."